Saturday, July 21, 2012

Dear Mom in Heaven...I miss my energy charger...


Udah jatuh ramadhan lagi...
Bukannya nggak bersyukur menyambut bulan suci pembersih segala dosa2 ini, tapi memang serasa ada yang hilang di bulan ramadhan tahun ini.
Huftttt...
Ini ramadhan ke-dua tanpa "Beliau"

Entah kenapa beberapa waktu sebelum masuk bulan ini ada perasaan ketakutan melanda gw, karena gw tau gw akan mengalami kekosongan, kepedihan, perasaan kehilangan yang muncul kembali.
Sighhhh...gw selalu mendadak berubah mellow saat ramadhan tiba, belum lagi lebaran nanti. Mungkin ini terdengar berlebihan buat sebagian orang, tetapi menyadari bahwa gw udah bener2 murni yatim piatu di dunia ini di momen2 tertentu, itu sangat tidak mengenakkan.

Gw ingat, gw sering sekali pulang tiba2, tanpa kasih tau alm. Ibu. Karena gw selalu suka ngasih kejutan, di dalam kereta perasaan gak sabar pengin ngeliat reaksi keterkejutan, kegembiraan dan rindu yang membuncah itu sudah selalu terbayang, dan gw selalu tersenyum-senyum sendiri membayangkan reaksi Ibu sambil memandang keluar dari balik jendela kereta api.
Iyahhh..."Beliau" adalah Ibu gw...Almarhumah Ibu tepatnya...Karena tahun ini adalah tahun ke-2 gw tanpa dia...

Pulang ke rumah beberapa tahun yang lalu saat beliau masih sehat, rasanya seperti mere-charge energi gw yang nyaris redup karena lelah dengan hingar bingar kesibukan di kota Jakarta. Hubungan gw dengannya bukanlah hubungan seperti Ibu dan putri pada umumnya yang sering bertukar cerita. Banyaknya tantangan dan cobaan yang gw hadapin sejak kecil, membuat gw terlalu mandiri untuk itu.Gw nyaris selalu menyelesaikan masalah gw sendiri, semampu gw.

Tapi pulang, dan melihat wajahnya. Menikmati sambutannya, yang langsung sibuk memasak makanan istimewa kesukaan gw yaitu tumis sayur buah pepaya lengkap dengan kecambah dari kedelai dan ayam rica2, cukup membuat gw merasa di perlakukan istimewa dan di manja, setelah berbulan2 bertarung sendiri di Jakarta.

Saat gw tidur di kamar sendirian, Ibu seringkali menyelinap keluar dari kamarnya setelah membongkar selimut yang ada di lemari, kemudian menutupi tubuh gw dengan selimut, lantas diam2 tidur di samping gw.

Nggak cukup di situ, dia seringkali memegang wajah gw satu persatu saat terpejam, hingga gw menggumam karena terganggu. Dia menyentuh mata gw dan mengatakan betapa indahnya mata gw, lalu dia menyentuh hidung gw dan mengungkapkan betapa bangirnya hidung gw walaupun untuk bagian ini gw kerap merasa kurang setuju, dia menyentuh bibir gw dan mengatakan betapa bagusnya bibir gw, nggak jarang Ibu, kakak dan sepupu2 gw meledek bibir gw dengan sebutan birsek alias bibir sexy, biasanya gw langsung bereaksi memainkan bibir gw dengan mimik cemberut, karena pada saat itu menurut pengertian gw mereka ngatain gw "dower"...entahlahhhh, kemudian rambut gw...bagian yang paling ibu sukai karena rambut gw cenderung lurus bergelombang dan ikal di bagian bawah, perpaduan antara ayah yang berambut lurus dan Ibu yang berambut keriting. Sedangkan, kakak dan adik gw yang berambut keriting sama seperti Ibu, menurut gw sih rambut Ibu itu juga bagus. Tapi biasalah...orang2 dengan rambut keriting cenderung ingin punya rambut yang lurus.

Kemudian Ibu membisikkan di telinga gw, betapa Allah begitu murah hati saat menciptakan gw.
Goshhhh...Ibu merasa  gw teramat sangat cantik, bahkan melebihi dari perasaan gw sendiri, membuat gw merasa lebih beruntung dari perasaan beruntung gw sendiri, atau apakah memang Ibu di seluruh dunia seperti itu. Selalu merasa narsis berlebihan sama anak-nya??!...

Saat gw merasa keruh, lelah, kepala terasa berat dan langkah gw seperti tersendat-sendat.
Saat itu gw mulai merasa melemah, dan pulang adalah salah satu jalan untuk mere-charge energi gw kembali. Gw bahkan pernah meminta untuk di ijinkan mencuci kaki Ibu. Saat itu gw membasuh-nya perlahan-lahan dengan lembut. Dan Ibu menatap gw dengan perasaan sayang yang teramat sangat. Pandangan matanya seolah mengatakan
"Kamu gak harus melakukan ini untuk mendapatkan restu Ibu, kamu gak punya dosa yang terlalu besar yang hanya bisa terma'afkan dengan cara ini."
Tapi gw menikmatinya, membasuh kakinya dengan lembut sambil tertawa2 berdua dengannya. Kemudian menggunakan air bilasan terakhir untuk mandi.
Setelahnya...sore-nya gw pulang ke Jakarta, I'm feel blessed...Gw merasa di berkati...merasa ringan, jernih. Dan energi gw terisi kembali.

Saat Ibu mulai di dera sakit, setelah libur beberapa hari dan harus kembali ke Jakarta. Beliau membekali gw dengan air putih di dalam Aqua botol. Saat gw menanyakan, air apa yang ada di dalam botol.
Ibu cuman menjawab...
"Udah...pokoknya nanti di minum pas udah sampai di jakarta, langsung di habiskan."
Akhirnya gw memilih untuk nggak banyak bertanya lagi. Gw tau, Ibu kadang2 suka bisa melihat apa yang nggak bisa di lihat manusia kebanyakkan. Sama halnya beliau juga suka bermimpi yang tau2 itu pertanda dan memiliki arti dan benar2 terjadi di alam nyata.

Sesampai di Jakarta, gw mematuhi perintah Ibu. Meminum air dari botol aqua dan ajaib...rasanya segarr dan sejukkk banget di tenggorokan. Gw ngerasa fresh dan berenergi. Bahkan beberapa teman di kantor sempat bilang kalau gw terlihat lebih segar dan bercahaya, terutama Supir kantor kala itu yang memang punya kelebihan di indra ke enam-nya. Goshhhh...gw merindukan sejuk-nya air itu mengalir dengan lembut melalui tenggorokan dan membasahi setiap sel2 di tubuh  gw lagi...:(

Saat ini...saat beliau nggak ada lagi...
Setiap kali gw merasa lelah,langkah gw berat... tiba2 gw merindukannya. Merindukan Ibu mere-charge energi gw dengan senyumannya, dengan tatapan mata rindu-nya, dengan sentuhan2 lembut di wajah gw seperti yang biasa dia lakukan, dengan doa2 dalam sembahyangnya yang senantiasa dia kirimkan, dengan air  minum yang terisi oleh doa2-nya.

Meskipun terkadang, dalam ketiadaan. Gw merasa energinya masih tetap ada, hanya mungkin dalam wujud yang tak tertangkap lagi oleh mata. Tapi gw percaya restu dan doa-nya tidak akan putus, akan menemani sampai nafas gw berhenti berhembus atau jantung gw berhenti berdetak.


Kadang gw berpikir...
Di kehidupan ini...saat gw berperan sebagai seorang anak dan beliau berperan sebagai seorang Ibu. Saat kita semua pergi pada akhirnya,entah di dunia lain yang di sebut surga atau neraka. Semua ingatan sudah tercabut. Mungkin kita sudah tidak saling mengenal lagi, karena peran Ibu dan anak hanya di dunia ini...pada saat ini...
Maka hal yang terbaik adalah, berbuat sebaik mungkin untuk orang2 yang ada di sekitar kita saat ini, yang terhubung dengan kita saat ini, ungkapkan semua perasaaan sayang kita sebelum terlambat. Karena dunia ini benar2 pertemuan sementara...
Karena mungkin...
Takkan ada lagi pertemuan dengan ingatan2 atau jiwa2 yang terhubung dengan kita di kehidupan lain...
Dan kesempatan itu...hanya di dunia ini...saat ini...







No comments:

Post a Comment